Saturday, September 24, 2016

Keimanan Seorang Badui yang Menakjubkan


KIBLAT.NET – Al-Ashma’i berkisah, “Aku sedang berada di Masjid Kufah menafsirkan ayat:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
”Dan di langit terdapat rezeki kalian dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepada kalian.” (Adz-Dzariyat: 22)
Seorang Badui bertanya, “Siapa yang mengatakan itu, Ashma’i?”
“Allah,” jawabku.
“Allah-kah yang mengatakan hal itu?” tanyanya.
“Betul,” jawabku
Ia lalu keluar mendekati ontanya yang ditambatkan di pintu masjid, kemudian menyembelihnya.
“Siapa yang menginginkan daging unta ini, silakan mengambil karena rezeki kita terdapat di langit,” serunya.
Pada tahun berikutnya, ketika aku sedang thawaf di Baitullah, tibatiba ada seseorang yang menarikku dari kerumunan orang-orang yang mengerjakan haji.
“Engkau Ashma’i, bukan?” ia bertanya.
“Ya, benar,” jawabku.
Ia berkata, “Aku sungguh menemukan kebenaran dari ayat yang engkau bacakan dahulu kepadaku dalam kehidupanku. Apakah ada tambahan lagi, Ashma’i?”
Aku lalu membacakan kepadanya ayat berikutnya:
فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ
“Maka demi Rabbnya langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-bernar (akan terjadi) seperti perkataan yang kalian ucapkan.” (Adz-Dzariyat: 23)
Wajah Arab Badui itu mendadak berubah pucat. “Celakalah orang yang tidak memercayai Zat Yang Maha Perkasa, sehingga Dia sampai bersumpah seperti itu,” pekiknya. Adakah orang yang tidak memercayai Allah? Maka dia pun mengulang-ulang perkataan tadi hingga tubuhnya jatuh ke tanah
Ketika aku periksa tubuhnya, ternyata napasnya telah berhenti dan ia meninggal dunia seketika itu juga. (Begitu dalam) kontak dan tanggapannya terhadap nash.
Oleh karena itu, apabila mendengar ayat, para shahabat langsung merealisasikan. Mereka tidak menangguhkannya. Nash itu tidak untuk dinikmati dalam hati dan tidak untuk mendapatkan kesenangan di dalam jiwa. Sungguh keimanan yang menakjubkan
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Tarbiyah Jihadiyah jilid 10 karya syaikh Abdullah Azzam rahimahullah.